Muatan Pancasila dalam kurikulum sudah cukup

pakar studi karakter universitas negeri semarang prof masrukhi menilai muatan nilai-nilai pancasila di kurikulum pendidikan di indonesia ketika ini sudah lumayan memadai serta proporsional.

saya menikmati kurikulum pendidikan, dilihat daripada silabus juga kontennya telah memuat penguatan nilai pancasila dengan bagus. cuma saja, masuknya arus budaya asing memang terlalu dahsyat, katanya di semarang, rabu.

menurut dia, era modern yang ditandai dengan kemajuan teknologi info memang membuat nilai-nilai budaya asing, bagus dari barat maupun negara lain dan tak pas dengan budaya indonesia sangat gampang masuk.

ia mencontohkan mudahnya mengakses online kini ini, tayangan-tayangan televisi yang seringkali mengekspos kejelekan, seperti korupsi dan perselingkuhan yang mampu ditonton dengan warga, terlebih anak muda.

Informasi Lainnya:

budaya asing dan tidak pas, tayangan-tayangan tak mendidik, kejelekan perbuatan pejabat, serta sebagainya ini menjadi santapan sehari-hari anak-anak dan pelajar, kata guru sulit jenis pendidikan karakter itu.

karena tersebut, papar dia, di diri anak-anak sesungguhnya terjadi peperangan antara nilai-nilai luhur dan terdapat pada pancasila dengan nilai-nilai budaya asing dan itulah kemudahannya merupakan santapan mereka.

pembantu rektor iii unnes itu menunjukan kenyataan tersebut seharusnya memesan kaum pendidik dan pihak tua lebih bersikap proaktif dalam mengawasi anaknya, ternyata mesti melalui cara-cara dan mendidik dan bersahabat.

pendidik serta orang tua mesti menggarap pendampingan dengan efektif kepada anaknya, papar dia, bukan semata pendampingan yang mengharuskan secara fisik terus mendampingi serta mengawasi anak-anaknya dalam beraktivitas.

yang dimaksud pendampingan selama sini merupakan menciptakan kontrol dengan efektif, salah satunya guru pada anak didiknya dengan membiasakan menyapa anak-anak setiap bertemu makanya terjalin kedekatan emosional, katanya.

kalau membendung aktivitas anak-anak, contohnya pada beraktivitas pada dunia maya tentu tidak bisa saja seiring era keterbukaan Informasi, ungkap dia, oleh karenanya dan dibutuhkan sebenarnya peran aktif orang tua dan guru.

berbagai pihak dan mesti mendukung, semisal tayangan televisi yang tak hanya diisi berita-berita jelek, pornografi, juga sebagainya. tapi, harus mengimbanginya melalui mengekspos prestasi-prestasi bangsa, tutur masrukhi.